That being brave didn't mean you weren't scared. Being brave meant you were scared, really scared, badly scared, and you did the right thing anyway.
-Caroline, Neil Gaiman-
Ketakutan itu wajar. Toh kita ini makhluk hidup yang merasakan. Asalkan kita jangan berhenti pada ketakutan itu. Ada yang bilang seperti ini, "Suatu hari nanti kita lebih banyak menyesali hal-hal yg kita putuskan tidak lakukan, daripada menyesali hal-hal yang kita putuskan untuk lakukan". Ya benar juga sih. Tidak perlu suatu hari nanti. Tanya saja diri kita sekarang. Ada berapa banyak penyesalan karena melewatkan kesempatan. Karena ragu-ragu kemudian terlewatkan.
You may be scared, really scared, badly scared, but do the right thing anyway.
Saya bukan seorang pemberani. Ini, ayo. Itu, ayo. Saya tipe pemikir, super introvert. Banyak hal dipikirkan berkali-kali. Tapi membiarkan tanggung jawab tidak dipertanggungjawabkan itu bukan pilihan. Karena bagi saya bentuk paling sederhana dari sebuah keberanian adalah memegang kendali pada setiap tanggung jawab kita. Tidak perlu jauh-jauh dulu harus berani melawan korupsi di negeri ini. Tidak perlu jauh-jauh dulu ke pelosok negeri menjadi relawan. Tidak perlu ekstrim berani menyeru ganti presiden. Semua itu memang pakai keberanian. Be brave enough to play your role.
Oiya, sudahkah kalian membaca novel Coraline? A simple fantasy children book that tells you that you will always to choose to be brave. Karena musuh paling depan dari ketakutan adalah diri kita sendiri. Kita sendiri yang memutuskan berani atau tidak. Kita sendiri yang menjadikan diri kita berani atau takut.
Tapi ingat ya ada yang perlu hitung-hitungan juga. Jangan berani makan cabe sekilo kalau sudah tahu tidak sanggup. Hahaha. Dan saya tidak berani.
0 comments:
Post a Comment