Saturday 7 July 2012

Menghadapi Masa Penyusunan Tugas Akhir

Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi sedikit saran tentang penyusunan tugas akhir. Kebetulan saya baru saja menyelesaikan studi di D-III Statistika Unhalu. Perjuangan yang tidak bisa dikatakan mudah. Tapi terlalu sulit juga tidak. Selama 1 semester penuh berlalu tanpa lepas dari Tugas Akhir. Enam bulan bukan waktu yang sedikit, jadi walaupun dikerjakan setiap hari tentu dengan kuantitas yang santai tapi serius. Mudah-mudahan bisa sedikit memotivasi dan membantu teman-teman.

  1. Judul tugas Akhir. Menurut saya ini adalah bagian paling rumit dan cukup memakan waktu. Pertimbangan akan kemampuan kita adalah yang paling menyulitkan. Untuk mengantisipasi hal ini hanya satu yang perlu dilakukan. Kepercayaan dan keyakinan diri. Yakin saja, walaupun kemampuan kita berbeda satu sama lain, tapi materi-materi yang kita terima selama perkuliahan sama semua kan? Bedanya adalah ada yang masih ingat tapi ada juga yang sudah nggak ingat. Hehe ;). Menyusun tugas akhir juga bukan tanpa buku dan panduan kan? Bahkan ada pembimbing yang akan ‘senantiasa’ membantu kita. Sudah banyak juga kan senior-senior yang sudah lulus lebih dahulu dengan topik tugas akhir yang tidak bisa dibilang sederhana.  Jadi, pede aja lagi…!
  2. Berbicara masalah judul, ada satu hal yang perlu teman-teman antisipasi. Jika sudah mempertimbangkan masalah kemampuan, pertimbangkan juga tentang pendapat pembimbing kita nanti. Karena pembimbing juga berhak menentukan apa topik penelitian kita. Jadi, saat mengajukan judul selain berdoa semoga judul diterima juga harus siap untuk ditolak. Jika pembimbing kita memang menolak, jangan langsung menyerah donk. Cobalah menjelaskan sedikit mengapa kamu memilih topik/judul tersebut. Misalnya dengan menjelaskan bahwa topik tersebut walaupun sederhana namun cukup berbobot untuk dijadikan judul penelitian. Atau bisa juga dengan menjelaskan bahwa kamu merasa kemampuan yang kamu miliki cukup sampai di situ saja. Walaupun terkesan merendahkan diri, tapi itu kejujuran kan? Daripada pasrah tapi akhirnya malah menderita (Hahaha…). Jika penjelasan yang diberikan tidak mengubah pandangan pembimbing, ya sudahlah. Terima saja. Nanti kita juga akan dibimbing dan diarahkan. Yang terpenting adalah kembali pada kepercayaan dan keyakinan diri . Terkadang memang pembimbing berlaku seolah-olah mereka yang akan mengerjakan tugas akhir itu. Tapi teman-teman harus mengerti bahwa sang pembimbing bermaksud baik. So, just go on… 
  3. Tentukan target batas waktu penyelesaian. Dengan menentukan waktu deadline kita bisa lebih serius dan fokus pada tugas akhir kita. Selain itu juga akan membuat kita selalu bersemangat dan memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Karena dengan berfokus pada tugas akhir tentu banyak hal lain yang harus kita kesampingkan. Jadi, kalau tugas akhirnya bisa selesai secepatnya berati banyak hal-hal lain yang bisa kembali kita kerjakan. Tapi perlu dipahami bahwa menentukan waktu deadline bukan berarti kita mengerjakannya dengan terburu-buru. Terlalu berpacu dengan waktu memang nggak bagus, tapi kalau kita terlalu santai dan pasrah justru akan membuat kita cenderung bermalas-malasan.
  4. Rajin dan Tekun. Hal yang paling sering terdengar adalah ‘malas membaca’. Padahal kan membaca tugas akhir kita berarti membaca tulisan kita sendiri. Selain bisa memeriksa ejaan atau huruf yang kurang, dengan membaca kita bisa mencoba memahami kalimat per kalimat. Walaupun sedikit demi sedikit tapi hal ini sangat berguna. Karena membaca sekali dua kali, bahkan tiga kali belum tentu akan membuat kita memahami maksud dari suatu kalimat. Terkadang review yang ketiga kalinya kita memang sudah mengerti. Namun pemahaman lain tentang kalimat tersebut justru muncul saat review yang kelima. Membaca non fiksi memang membosankan. Jadi, harus pandai menyiasati bagaimana rasa bosan itu tidak membuat kita berhenti. Misalnya dengan istirahat sejenak kemudian lanjut lagi. Dan teman-teman harus menanamkan dalam diri bahwa semua ini sangat berguna. Nanti buahnya pasti manis. Ketekunan juga bukan hanya persoalan isi tugas akhir itu. Tapi kita juga harus tekun untuk berkonsultasi pada dosen pembimbing. Semakin sering konsultasi, semakin cepat juga tugas akhir tersebut terselesaikan.
  5. Yang terpenting adalah serius tapi santai. Tidak perlu menghabiskan setiap hari selama 24 jam untuk memikirkan tugas akhir. Hal yang paling perlu adalah setiap hari harus dikerjakan. Walaupun sehari hanya 1 atau 2 jam saja.
  6. Jangan malu atau segan bertanya. Jika ada sesuatu yang kurang dimengerti silahkan bertanya. Terserah pada siapa, entah itu teman, senior, dosen pengajar, atau bisa juga langsung ke pembimbing.
  7. Berani mengorbankan waktu. Masa-masa menyusun tugas akhir adalah masa-masa kita sering menghabiskan waktu untuk menunggu. Menunggu dosen pembimbing datang, menunggu dosen pembimbing mengembalikan tugas akhir kita, menunggu untuk diberi tanda tangan. Jadi, siapkan diri untuk menjadi penunggu kampus (Hehe…).
  8. Tebal muka. Untuk mendapatkan persetujuan pembimbing itu nggak mudah. Konsultasi 1 atau 2 kali saja tidak cukup. Jadi orang bermuka tebal sangat diperlukan. Bisa jadi karena terlalu sering setor muka, sang pembimbing akan bosan melihat muka kita. So, lampu hijau menyala deh…
  9. Tutup telinga. Yang satu ini sebenarnya sama dengan istilah ‘batu’, yang berarti bahwa apapun yang dikatakan pembimbing atau suara-suara sumbang lainnya tentang kita dan tugas akhir kita, jika menurut kita itu tidak benar, jangan pernah dimasukkan ke hati. Misalnya, pembimbing mengatakan bahwa kamu selama ini kurang belajar, atau kamu tidak berusaha. Jika ada tanggapan meremehkan seperti itu, jadikan sebagai penyemangat. Buktikan pada mereka bahwa kamu serius mengerjakan.
  10. Selalu bersemangat. Waktu terus berjalan, tidak peduli kita baru bisa sampai bab II atau bab III. Jadi, manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kesempatan yang ada hari ini belum tentu akan ada di esok hari.
  11. Jangan khawatir akan siapa penguji kita nanti. Kalau kita orang ‘besar’ maka rintangan yang akan menghadang juga akan ‘besar’. Jadi, serahkan semuanya pada usaha dan doa.
  12. Keberanian. Jika lampu hijau dari pembimbing sudah menyala, kenapa tidak langsung ujian saja? Harus berani. Just do it, then you’ll see the miracle.  
  13. Jika setelah ujian dan ternyata hasilnya kurang memuaskan, jangan berkecil hati, yang penting kita sudah berusaha dan berdoa semampu kita. Jadikan ketidaksempurnaan hari itu sebagai semangat untuk menyempurnakan hari esok. Selalu tetap bersemangat.
  14. Sabar. Semua hal pasti ada rintangannya. Terlebih lagi jika sesuatu yang ingin kita capai adalah hal besar. Apapun rintangan yang menghadang, tetap semangat dan optimis. Kesabaran adalah kuncinya, karena dengan kesabaran kita akan memahami bahwa semua akan indah pada waktunya.
  15. JANGAN PERNAH MENYERAH!
Demikian sedikit saran-saran, semoga bermanfaat untuk teman-teman. Kalau di antara teman-teman ada yang mau berbagi pengalaman, silahkan di-share ya. Mohon maaf kalau ada salah kata. Thanks :D
 
Copyright (c) 2010 The Little Notes. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.