With problem
live is never flat J
God has perfect timing, never early, never late. It takes a little
patience and lot of faith. But it’s always worth the wait #Unknown
Ini tentang cerita yang aku buat. Mungkin juga sebuah nasihat. Atau bisa
jadi hanya sebuah untaian kata.
Terlalu klise karena sudah sering diucapkan, sering didengar, dan
semua orang sudah tahu. Tapi kalimat ini tidak pernah salah. Bahwa hidup itu
berputar, seperti bumi yang juga berputar. Ada suka ada duka, ada siang ada malam.
Ada tangis ada hujan. Ada bahagia dan ada pelangi yang indah.
Sebagai manusia yang percaya bahwa hidup ini bukan milik kita, tapi
milik-Nya, sederhana, ‘terima’ saja.
Ya, menerima adalah kuncinya. Menerima masalah dan menyelesaikannya.
Menerima kesulitan dan memudahkannya. Menerima perpisahan dan kemudian membuka
pertemuan. Menerima tangis dan kemudian tertawa. Walaupun terkadang ‘menerima’
tidak bisa semudah mengucapkannya. Ada saat dimana kita lupa bahwa ingin hidup
berarti juga bersedia menerima segala isi kehidupan itu. Itulah isi kehidupan,
yang berwarna warni, dan tentu terkadang tidak mudah untuk dilewati.
Semua orang tentu pernah mengalami masalah berat. Entah seperti apa
rupa masalah itu. Entah seperti apa proses yang kita lalui terhadap masalah
itu. Entah seperti apa ending yang
kita alami. Tapi satu hal, semuanya akhirnya ‘selesai’ juga. Ya, karena hidup
itu berputar.
Jangan pernah membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain, pun masalah
kita dengan masalah orang lain. Karena kita terlahir dengan nasib dan takdir
yang berbeda. Masa lalu yang berbeda, perjalanan hidup yang berbeda. Maka
masalah yang diberlakukan pada kita juga berbeda. Bisa jadi itu tergantung
kualitas diri kita sekarang. Ada kalimat yang mengatakan bahwa, orang besar juga akan diberikan tantangan
yang besar. Artinya masalah itu tergantung dari seberapa besar, seberapa
baik kualitas ataupun kemampuan diri kita sekarang, dan akan seberapa besar/sehebat
apa kita setelah melalui masalah itu. Dan tentu saja masalah yang kita alami,
yang harus kita hadapi, tidak akan pernah melebihi kemampuan kita. Itu janji
Tuhan yang tentu pasti benar.
Dari buku Chicken Soup for the
Soul karya Kim Dong Hwa, buku tersebut berisi berbagai macam cerita tentang
kebaikan, kisah nomor 23 berjudul Hidup Tak Ada Artinya Tanpa Masalah (oleh Ken
Blanchard). Inti dari kisah ini yaitu hidup dengan segala macam masalah di dalamnya
adalah wajar. Seorang anak dalam kisah ini berkata pada temannya yang
mengeluhkan masalah dalam hidupnya, “Sejauh yang aku tahu, hanya orang yang
sudah mati yang tidak memiliki masalah dalam hidupnya. Maka jika kamu merasa
bahwa masalah dalam hidupmu sudah tidak ada lagi, berarti mungkin kamu sudah
dekat dengan kematianmu” #ooppss J.
Memang, setelah kematian belum tentu kita terbebas dari masalah. Tapi satu hal
yang dapat kita petik dari kisah ini yaitu, masalah
dalam hidup itu bukanlah sesuatu yang harus dihindari, dikeluhkan ataupun
disesalkan. Masalah adalah tanda kehidupan, tanda bahwa kita masih hidup.
Ada sebuah kalimat doa, yang bagiku ini sangat mengena untuk kita yang
ingin ketengangan di tengah hiruk pikuknya masalah kehidupan.
God,
Grant me the serenity to accept the things I cannot change,
The courage to change the things I can,
And the wisdom to know the difference.
#Reinhold Niebuhr, “Serenity Prayer”
Kalimatnya sederhana namun cukup untuk mewakili. Kalimat ini sering
disebut sebagai Doa Penenang. Pertama kali membacanya di novel biografi
Merry Riana, Langkah Sejuta Suluh. Awalnya aku mengira kalimat ini dari Merry
Riana, namun beberapa waktu kemudian, aku menemukan kalimat yang sama di buku Don’t Sweat the Small Stuff karya
Richard Carlson. Dan beberapa bulan setelahnya, akun menemukan kalimat yang
sama dalam buku tulisan Demi Lovato ‘Staying
Strong’. Dari buku Staying Strong-lah aku tahu bahwa doa
tersebut disusun oleh Reinhold Niebuhr seorang teolog Protestan asal Amerika
Serikat.
Mickey Mouse melalui @disneywords berkata “Don’t stress over anything
that you can’t change”. Serupa dengan yang pernah dikatakan oleh Bong Chandra,
“Jangan pernah mencoba mengubah sesuatu yang tidak bisa kita ubah”.
Karena hidup kita adalah pemberian Tuhan, maka segala isinya selalu
kembalikanlah pada-Nya. Itu solusi paling jitu.
Dalam buku #88LoveLife yang ditulis oleh Diana Rikasari, berikut ini
salah satu kutipan menarik di dalamnya.
Many times we feel disappointed, angry or sad because things didn’t
turn out the way we wish it would. And that happens because we expect too much.
In life, things happen beyond what our brain can imagine. It is uncontrollable
and can seem unbearable. But things will feel alright if we’ve prepared
ourselves for anything that could happen. Because life isn’t perfect, neither
are we. So why expect things to run perfectly too? God has made the best plans
for us, so just enjoy the ride no matter where it leads us to. People change so
don’t expect them to stay the same forever. Let us grow and became a better
version of ourselves, with or without the support from people we wished we
would always have. We lose and we gain people in our lives. Because maybe,
there isn’t enough space for too many people in our hearts. Expect life to be
exciting, because it really is (Number 10, #88LoveLife)
Hidup itu selalu indah, dengan cara Tuhan, dan dengan cara kita
menyikapi segala hal di dalamnya.
Happiness is a now thing, don’t wait for later
to be happy #Unknown